Saturday, January 28, 2017

Travel Myanmar: Mandalay City Tour


Mandalay ini merupakan kota terbesar kedua di Myanmar, pernah menjadi ibu kota Myanmar dan merupakan kota kerajaan terakhir di Myanmar. Secara umum, menjelajah Mandalay ini dapat dibedakan menjadi 2, yaitu city tour dan ancient city tour. Jadi minimal kita harus meluangkan waktu 2 hari penuh untuk menikmati keindahan kota Mandalay. Kali ini EHS akan membahas untuk city tour-nya terlebih dahulu dan ancient city tour untuk postingan berikutnya.

Untuk melakukan city tour ini, EHS memakai tour yang disediakan penginapan EHS, bukan tour yang sebenarnya sih, karena kita hanya diajak keliling dengan sepeda motor. Bisa dikatakan sewa ojek seharian dengan guide yang cukup ok. Untuk city tour, EHS perlu mengeluarkan biaya sebesar MMK 8000. Ditambah biaya untuk masuk Mandalay zone fee MMK 10000 yang akan digunakan untuk masuk temple di Mandalay dan di kota sekitar (ancient city tour). Jadi kita harus menyimpan baik-baik tiketnya, karena akan digunakan untuk 2 hari. Selanjutnya mari kita membahas city tour di Mandalay.


Royal Palace


Mandalay Royal Palace merupakan kerajaan terakhir di Myanmar. Untuk lebih jelas mengenai sejarahnya dapat dilihat di Wikipedia (https://en.wikipedia.org/wiki/Mandalay_Palace). Walaupun kalah jauh bagusnya dengan grand palace di Bangkok, tetapi setidaknya bangunannya masih utuh dengan fungsi-fungsinya masing-masing. Dan kerennya royal palace ini dikelilingi dengan tembok yang tebal seperti benteng dan diluarnya dibangun kanal yang lumayan luas (andai saja diisi buaya dan piranha pasti jadi lebih keren lagi) dan ada 4 jembatan di utara, selatan, barat, timur untuk perlindungan yang lebih maksimal.











Kanal besar menuju istana

Golden Palace Monastery (Shwenandaw Kyaung)


Golden Palace Monastery ini merupakan istana kecil yang dibangun dengan menggunakan kayu jati dan dilapisi dengan emas. Sayangnya sekarang emasnya sudah sangat jauh hilang, sehingga tersisa kayu jati dengan sedikit guratan emas. Konon katanya, istana kecil ini dihantui oleh pendirinya. Makanya waktu EHS kesana terasa ga enak, dan kadang bulu kuduk EHS berdiri ketika lewat di beberapa tempat. Lagian, pencahayaannya sangat kurang, terkesan gelap, sehingga menambah seram suasana.












Atumashi Kyaung


Temple yang berwarna putih dan megah. Tidak ada yang terlalu istimewa selain kemegahannya.








Kuthodaw Paya


Kuil ini terkenal dengan World’s Largest Book. Maksudnya adalah di dalam kuil ini, dibangun gua-gua kecil yang berisi batu besar yang diukir dengan 2 naskah dari kitab Tripitaka. Sehingga menjadikannya buku terbesar didunia.





Bedak thanaka

Bedak thanaka







Sandamuni Pagoda

Sandamuni Pagoda ini berisi patung Buddha yang terbuat dari besi (banyak yang menuliskan largest iron Buddha, tetapi EHS tidak tau secara tepat apa ini iron Buddha terbesar didunia, karena keterangannya kurang jelas). Tetapi sayangnya kita tidak dapat masuk ke dalam stupa besar.








Mandalay Hill

Mandalay Hill ini merupakan bukit yang diatasnya didirikan kuil dan dari sana kita dapat melihat kota Mandalay dari atas, dan merupakan tempat paling bagus untuk melihat matahari terbenam. Sayangnya untuk ke naik ke Mandalay Hill ini, kita perlu menaiki 1729 anak tangga. Dan beruntungnya EHS karena naik ojek, dan bisa langsung diantar menuju ke atas dengan naik sepeda motor melalui jalan raya, sehingga tidak perlu naik tangga yang sampai ribuan itu.


















Kyauktawgyi Paya

Temple ini sebelumnya tidak termasuk dalam tour ojek a.k.a city tour. Tetapi karena setelah malam hari sepulang dari Mandalay Hill, temple ini dihiasi dengan lampu-lampu dan temple ini memiliki banyak ornament kaca, sehingga tampak berpendar terang. Terus ojeknya menawarkan apakah mau untuk mampir, dan tentu saja ok, lagian EHS juga sudah ga ada kerjaan di penginapan hehehe ..







< Prev                                                                                                                                             Next >

1 comment: